contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Minggu, 20 Maret 2011

Perubahan awal kebahagiaan
Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang bahagia dan menyenangkan, ga ada orang yang mau hidupnya sengsara dan penuh penderitaan.
Itu yang aku inginkan saat ini, namaku Calista orang-orang biasa memanggilku Tata. Aku termasuk orang yang beruntung karena aku masih punya keluarga yang utuh dan mereka menyayangiku. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku sedikit bosan dengan kehidupanku, aku ngerasa kalau kehidupanku itu terlau monoton ga ada tantangan.
Aku yang merasakan kebosanan dalam hidupku memilih untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginan hatiku. Tapi ternyata yang aku pilih ini salah. Aku malah terjebak dalam pilihanku sendiri. Bukannya bertambah baik hidupku malah bertambah kacau.
Semua itu berawal dari perkenalanku dengan Salsa anak paling gaul dan disegani disekolahanku, pikiranku saat itu adalah bisa bergabung dengan geng Salsa dan menjadi orang tenar di sekolah. Awalnya memang menyenangkan karena aku bisa dekat dengan laki-laki yang aku incar.
Aku yang termasuk orang pemalu berpikir pasti akan sulit untuk bergabung dengan geng Salsa, tapi pikiranku salah ternya mudah sekali bergabung dengan geng mereka. Mereka mau menerimaku dengan mudah karena mereka tau aku orang yang cukup berada dan bisa setara dengan mereka.
Sejak saat itu aku mulai bergabung dengan geng Salsa dan mulai meninggalkan teman-teman baikku. Aku tak kesulitan mengikuti gaya hidup mereka yang termasuk royal dalam segala hal. Awal aku bergabung dengan geng mereka orang tuaku tak keberatan mereka mendukung apa yang menjadi keputusanku, tapi lama kelamaan mereka mulai kesal dan sedikit mengatur kehidupanku.
Hal itu yang membuat aku semakin berontak dan memutuskan untuk kabur dari rumah, tak ada sedikitpun perasaan bersalah yang ada dipikiranku saat itu hanyalah bebas dari kekangan. Harusnya aku sadar mereka melakukan itu untuk kebaikanku tapi aku malah menganggap semua itu adalah hambatan bagiku.
Saat aku kabur aku tinggal dirumah Ratna salah satu anggota geng Salsa, sesampainya disana Ratna menerimaku dengan baik tapi ada satu hal yang membuatku heran. Saat aku bercerita pada Ratna dia hanya bilang
“pulanglah kerumah, kasihan orang tuamu”
“tapi kenapa?, kamu ga suka aku tinggal disini?”
“bukan gitu, tapi ......”
“ya sudah kalau kamu ga mau nerima aku disini, aku mau pergi ke rumah Salsa” ucapku sedikit emosi
“jangan, ya sudah hari ini kamu boleh menginap disini tapi besok kamu harus pulang”
Pagi ini aku dan Ratna pergi bersama ke sekolah, aku masih heran dengan sikap Ratna yang terus memaksa aku pulang ke rumah dan bahkan saat peerjalanan menuju sekolah tadi Ratna menyuruhku untuk keluar dari geng Salsa. Saat aku menanyakan alasannya Ratna hanya diam.
Sesampainya disekolah aku bercerita pada teman-teman segengku tentang ucapan Ratna pada ku tadi pagi, Salsa yang mendengar ucapan itu hanya tersenyum sinis sambil berucap
“hari ini ga boleh ada yang pulang dulu”
“kenapa, memangnya mau ada apa ?” tanyaku
“udah deh ga usah banyak tanya pokoknya kamu nurut aja” ucap Dera
Ratna yang sejak jam istirahat tadi ga gabung sama gengnya, tiba-tiba ditarik paksa oleh Dera dan Eca. Aku yang diam di dekat gudang bersama Salsa terus merasa bingung, aku terus berpikir apa yang akan dilakukan Salsa pada Ratna.
Saat Eca dan Dera datang Salsa langsung mendekati Ratna dan tanpa segan-segan dia menampar pipi Ratna. Aku ga bisa berbuat apa-apa karena aku takut.
“apa-apan sih sa?” tanya Ratna
“apa-apan loe bilang, mestinya gue yang nanya kaya gitu sama loe”
“gue ga ngerti maksud loe”
“ga ngerti?, ga usah sok polos deh”
“gue bener-bener ga ngerti”
“apa maksud loe nyuruh Tata keluar dari geng kita?”
“cuman masalah itu, ga penting gue jawab” ucap Ratna sambil melangkah pergi meninggalkan semua temannya
Salsa yang merasa tak terima langsung mengejar Ratna dan menarik rambut Ratna hingga ikatan rambutnya lepas. Aku yang ga tega melihat itu mencoba mendekati mereka untuk melerainya, tapi Eca dan Dera malah menahanku seolah membiarkanku untuk melihat Salsa menyiksa Ratna.
“loe udah mulai ga sopan ya” ucap Ratna emosi
“kenapa loe mau nampar gue juga, tampar nih gue ga takut” ucap Salsa sambil menyodorkan pipinya
Ratna yang benar-benar emosi tak segan-segan menampar pipi Salsa. Merekapun bertengkar, bukannya melerai Eca dan Dera hanya diam dan melihat kedua temannya berrtengkar.
Hari ini aku memutuskan untuk pulang kerumah, aku terus teringat dengan ucapan Ratna yang terus menyuruhku pulang. Saat sampai dirumah tak ada sambutan hangat dari kedua orangtuaku mereka malah menyindirku habis-habisan, sepertinya mereka tak ingin aku pulang kerumah.
Seharian ini aku seperti ada di tempat yang asing tak ada tegur sapa antara aku dan orang tuaku mereka hanya sibuk sendiri dan mengacuhkan aku. Suasana ini membuatku bosan dan kesal aku ingin kembali kerumah Ratna, tapi Ratna pasti tak akan menerimaku mengingat kejadian tadi siang mereka bertengkar karena ucapanku.
Pagi ini aku berangkat sekolah dengan sedikit malas, tanpa sengaja aku bertemu dengan Ratna dipintu gerbang, saat aku menyapanya Ratna malah berlari seolah menghindar dariku. Aku terus berpikir apakah Ratna masih marah gara-gara kejadian kemarin.
Saat memasuki ruangan kelas aku melihat Ratna duduk ditempatku, dia lebih memilih duduk dengan Sandra dibanding Salsa.
“aku mau duduk disini, ga apa-apa kan?
“ga ko” ucapku sambil melangkah ke meja Salsa
Hari ini terasa membosankan buatku, semakin hari kelakuan Salsa dan teman-temannya semakin menyebalkan. Aku jadi bosan dengan geng mereka aku ingin sekali keluar dari geng ini, tapi mengingat kejadian kemarin membuatku berpikir bagaimana caranya untuk keluar dari geng ini tanpa ada pertengkaran.
Saat pulang aku memilih pulang lebih dulu tanpa ketahuan geng Salsa, akupun berhasil menghindar dari mereka. Sekarang aku ngerti kenapa Ratna menyuruhku keluar dari geng salsa karena pada kenyataannya teman-temanku yang dulu lebih menyenangkan dibandingkan geng Salsa.
Pagi ini aku memberanikan diri untuk mengucapkan kata-kata yang akan menjadi hal mengerikan dalam hidupku dihari ini. Tapi keputusanku sudah bulat aku tetap harus mengucapkan semua ini.
Saat dikantin aku memberanikan diri untuk berbicara dengan Salsa si ketua geng.
“ngapain loe ngeliatin gue kaya gitu?” tanya Salsa sinis
“gue mau keluar dari geng ini” ucapku santai
“apa loe bilang, loe mau keluar?”
“iya, kenapa loe keberatan gue keluar dari geng ini”
“engga, itukan hak loe. Tapi jangan harap loe bisa balik lagi ke geng ini”
“tenang aja gue ga bakal balik lagi ko, gue udah bosen jadi orang jahat” ucapku lalu pergi meninggalkan Salsa di kantin.
Aku yakin Salsa pasti kesal sekali dengan ucapanku, dan aku juga yakin kalu dia ga bakal tinggal diam. Dia pasti akan memberi perlakuan yang sama padaku seperti dia memperlakukan Ratna saat dia memutuskan untuk keluar dari geng ini.
Pulang sekolah aku langsung dicegat oleh dua bodyguard Salsa. Aku tau apa yang mau mereka berdua lakukan, jadi saat mereka mulai memegang tanganku aku hanya diam mengikuti keinginan mereka.
Tak salah lagi dugaanku Salsa memang sudah menungguku di gudang sekolah. Aku tidak kaget ataupun heran, aku hanya tersenyum melihat Salsa, Eca, dan Dera yang berdiri dihadapanku.
“ga usah so manis deh”
“loe mau nyiksa gue ?, ayo lakuin aja”
“berani loe sama gue ?”
“kenapa engga, gue harus bisa keluarin diri gue dari kehancuran geng loe.”
“apa maksud loe ?”
“gue udah duga geng ini tuh Cuma berisi orang-orang yang ga punya otak dan perasaan.”
“berani loe ngomong gitu, loe tau kan apa akibatnya kalau berani maen-maen sama geng ini ?”
Aku hanya tersenyum sinis dan membiarkan mereka memaki dan memukulku. Saat Salsa akan memukulku Ratna dan teman-teman yang lainnya datang menolongku, bahkan mereka membawa kepala sekolah untuk melihat sikap buruk Salsa.
Salsapun dihukum oleh kepsek dia mendapatkan scorsing selama 1 minggu begitupun teman-temannya. Akupun berhasil keluar dari geng itu dan kembali ke teman-teman lamaku.
Setelah keluar dari geng Salsa kehidupanku jadi jauh lebih baik aku tidak pernah lagi punya masalah dengan orang-orang disekolah begitupun dengan orang tuaku aku kembali dekat dengan mereka. Nilai-nilaiku berubah menjadi lebih baik, dan yang lebih bagus lagi aku bisa tetap dekat dengan cowok kecenganku tanpa harus bergabung dengan geng Salsa.
Sekarang aku sadar kepopuleran bukanlah segalanya, menjadi orang yang populer tidak menjamin kehidupan kita akan bahagia.

0

About Me

Foto saya
pendiam, jutek, baik, rame

buat orang-orang yang mau berbagi cerita dan pengalaman aku tunggu.... apapun yang ada disini bebas kalian lihat

Chat box


ShoutMix chat widget

game

Links

Followers